Sabtu, 27 Mei 2017

"TERSESAT DI JALAN YANG BENAR" KATANYA

Mengapa harus Ushuluddin? Seringkali Mahasiswa/Mahasiswi mengalami kesulitan disat memposisikan diri di dunia kerja yang sesuai dengan bidang jurusannya. Kita tentu sering mendengar dosen melontarkan pertanyaan ketika sedang mengajar "siapakah yang memilih jurusan Ushuluddin pilihan pertama?", tak bisa dipungkiri bahwa jurusan Ushuluddin memang bukan sebuah jurusan favorit khususnya di STAIN Kudus. Ironi memang jika mengingat bahwa materi yang diajarkan dalam jurusan ini adalah pondasi agama.

Disini, jurusan Ushuluddin, adakah yang aneh dengan itu? Entah bagaimana khalayak masyarakat menilainya, namun disadari setiap orang berhak menilai dan bagi Mahasiswa/Mahasiswi Ushuluddin sendiri suka dengan jalannya, dan jangan ditanya lagi mau kemana. Segala problematika dan juga resikonya akan siap mereka hadapi dengan ikhlas. Mereka juga tidak pernah ragu untuk mencoba jalan yang lain.
Bagi Mahasiswa/Mahasiswi Ushuludddin, Ushuluddin adalah ilmu yang paling penting dalam mengkaji ilmu-imu Islam. Ushuluddin mengajak kita berfikir positif dan kreatif. Banyak pula ulama dan tokoh dunia Islam yang berasal dari disiplin ilmu Ushuluddin, seperti Syekh Muhammad Abduh, Syekh Abdul Halim Mahmud, Syekh Yusuf Qardhawi, dan banyak lagi. Dan yang di Indonesia pun juga ada tokoh ulama yang dari disiplin ilmu ushuludddin, seperti  KH. Hasyim Asy’ari, H.M. Rosyadi, Prof. Dr. M. Quraish Shihab.
Dalam Islam, jika meraih ilmu yang paling penting adalah mau berfikir kritis, kreatif dan sukses di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, hendaklah kita mengambil cahaya dan spirit al-Qur’an dan Hadits. Dan itu ada di Ushuluddin. Itulah mengapa mereka sendiri semangat dalam menjalani masa perkuliahannya. Sebenarnya, bukan hal yang mudah mempelajari isi kandungan al-Qur’an dan Hadits. Sebab pokoknya berbahasa Arab, dan untuk dapat mengetahui dan memhami bahasa Arab seseorang harus mengetahui ilmu gramatika Arab, apalagi al-Qur’an yang memiliki gaya bahasa sastra yang tinggi. Akan tetapi,bukankah ada kaedah "Al Ajru bi Qadri At Ta'ab" bahwa pahala atau kesuksesan itu disesuaikan oleh tingkat kesulitannya.
Terlepas itu semua al-Qur'an memberikan apresiasi terhadap orang yang mendalami ilmu al-Qur'an, dalam QS Ali Imran ayat 7. "Dialah yang menurunkan al-Qur'an kepada kamu, diantara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat. Itulah pokok-pokok isi al-Qur'an dan yang ain ayat-ayat mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatn, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya. Padahal tidakk ada yang mengetahui ta'wilnya meainkan Allah. Sedangkan orang-rang yang mendalami ilmunya berkata: 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan Kami' dan tidak dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal".
Ada ulama yang membagi mutasyabih dalam tiga kelompok:
1. Ayat yang kandungannya mustahil diketahui manusia
2. Ayat -ayat yang daat diketahui melalui penelitian ilmiah
3. Ayat-ayat yang hanya diketahui oleh ulama yang sangat mantap ilmunya dengan melkukan penyucian jiwa.
Melihat dari pengelompkan tersebut, boleh jadi salah satu dari kalian (Mahasiswa Ushuluddin) masuk dalam golongan kelompok ketiga. Karena kitalah yang mendalami ilmu langsung dari sumbernya yaitu al-Qur'an dan Hadits.
Bagaimana jika ditanya “Mau kerja apa setelah wisuda?”. Buang saja jauh-jauh pikiran tersebut. Tidak ada yang mengharuskan kerja harus sesuai dengan jurusan yang digeluti, berapa banyak wisudawan yang masuk dijurusan favorit tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan, begitupun banyak para pendidik yang bukan dari jurusan Pendidik. Yang dibutuhan adalah skill, kemampuan, kreatif dan produktif.
Seperti ungkapan Ki Hadjar Dewantara "Dengan kecerdasan jiwalah manusia menuju arah kesejahteraan". Jika kalian ingin sejahtera, kuncinya adalah kecerdasan jiwa, cerdas dalam berfikir, cerdas dalam menganalisa dan cerdas dalam menyikapi. Jangan pernah merasa bahwa ini bukan jalanku. Cintailah jalanmu!

Salam semangat Mahasiswa/Mahasiswi ushuluddin :)

2 komentar:

  1. apakah ini yang dimaksud tersesat di jalan yang benar?
    #Ushuluddin

    BalasHapus
  2. Bagaimanapun, kita berusaha meyakinkah diri kita khususnya dan orang lain pada umumnya bahwa jurusan Ushuluddin bukan jurusan yang salah untuk kita tempuh..

    BalasHapus