Sabtu, 27 Mei 2017

MAKALAH PLURALISME BUDAYA



PLURALISME BUDAYA

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Tafsir Ijtima’i
Dosen Pengampu : Hj. Istianah, M.A


Disusun oleh :
Kelompok 6
1.      Lu’lu’ul Luthfiyah            (1530110009)
2.      M. Farid Ulin Ni’am         (1530110012)
 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) KUDUS
JURUSAN USHULUDDIN / ILMU QUR’AN DAN TAFSIR 4A
2017

BAB I
PENDAHUULUAN
A.    Latar Belakang
Allah telah menurunkan kitab suci al-Qur’an yang diantara ayat-ayatnya merupakan perintah melaksanakan amal dan pekerjaan mereka dengan cermat, jujur dan ikhlas karena Allah, baik pekerjaan yang bertalian dengan urusan agama maupun pekerjaan yang bertalian dengan urusan keduniawi. Karena hanya demikianlah mereka bisa sukses dan memperoleh hasil atau balasan yang mereka harapkan. Dalam persaksian mereka harus adil menerangkan apa yang sebenarnya, tanpa memandang siapa orangnya, sekalipun akan menguntungkan lawan dan merugikan sahabat kerabat.
Perintah untuk melakukan sopan santun dalam pergaulan agar terpelihara hubungan persaudaraan dengan jalan mengadakan tata tertib yang dilakukan ketika bertemu dengan seseorang.seseorang harus membalas penghormatan yang diberikan kepadanya berupa salam yang diterimanya dengan balasan yang setimpal atau dengan cara lebih baik.
Menurut aliran progresif-reformis untuk menghadapi dunia yang makin plural, terutama alam masalah pluralitas agama yang dibutuhkan bukan bagaimana menjauhkan diri dari adanya pluralitas, melainkan bagaimana cara atau mekanisme atau menyikapi pluralitas itu.[1] Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan membahas ayat tentang pluralism.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Pluralisme Budaya menurut al-Qur’an?
2.      Apakah Pluralisme Budaya termasuk Sunnatullah?
3.      Bagaimana cara membangun rasa Pluralisme di Negara Indonesia yang memiliki banyak keberagaman budaya?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    QS. Al-Hujurat : 13
1.      Redaksi Ayat
 “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
2.      Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Abu Mulaikah, pada saat terjadinya Fathul Makkah (8 H), Rasul mengutus Bilal Bin Rabbah untuk mengumandangkan adzan, ia memanjat ka’bah dan berseru kepada kaum muslimin untuk shalat jama’ah. Ahab bin Usaid ketika melihat Bilal naik keatas ka’bah berkata “segala puji bagi Allah yang telah mewafatkan ayahku, sehingga tidak menyaksikan peristiwa hari ini”.
Harist bin Hisyam berkata “Muhammad menemukan orang lain ke-cuali burung gagak yang hitam ini”, kata-kata ini dimaksudkan untuk men-cemooh Bilal, karena warna kulit Bilal yang hitam. Maka datanglah malaikat Jibril memberitahukan kepada Rasulullah tentang apa yang dilakukan mereka. Sehingga turunlah ayat ini, yang melarang manusia untuk menyombongkan diri karena kedudukannya, kepangkatannya, kekayaannya, keturunan dan mencemooh orang miskin.
Diterangkan pula bahwa kemuliaan itu dihubungkan dengan ketakwaan, karena yang membedakan manusia disisi Allah hanyalah dari ketakwaan seseorang.
Adapun asbabun nuzul yang diriwayatkan oleh Abu Daud tentang peristiwa yang terjadi kepada sahabat Abu Hindin (yaitu sahabat yang biasa berkidmad kepada nabi). rasulullah mengfurus Bani Bayadah untuk menikahkan Abu Hindin dengan gadis-gadis di kalangan mereka. Mereka bertanya “apakah patut kami mengawinkan gadis kami dengan budak-budak?” sehingga turun ayat ini, agar kita tidak mencemooh seseorang karena memandang kedudukannya.[2]
3.      Tafsir Ayat
Agama merupakan sesuatu yang paling asasi dalam diri seseorang dan  paling mudah menimbulkan gejolak emosional, sejarah mencatat bahwa konflik-konflik yang terjadi di Indonesia pada dasarnya bukanlah disebabkan oleh agama. Melainkan disebabkan oleh faktor-faktor sosial, ekonomi dan  politik, namun agama dijadikan sebagai simbol bahkan sebagai motor  penggerak untuk terjadinya konflik antar umat beragama. Kita semua yakin dan percaya bahwa semua agama mengajarkan kepada kedamaian, hidup rukun dan tentram dan tidak ada satupun agama yang mengajarkan bahwa umat beragama menyuruh umat untuk saling membunuh atau bermusuhan dengan umat lain..
Secara etimologi Pluralisme merupakan kata serapan dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yakni, Plural yang berarti ragam dan isme yang berarti faham.Jadi pluralisme bisa diartikan sebagai berbagai faham, atau bermacam-macam faham. Secara terminology pluralisme merupakan suatu kerangka interaksi yang mana setiap kelompok menampilkan rasa hormat dan toleran satu sama lain, berinteraksi tanpa konflik atau asimilasi.[3]
Sedangkan Pluralisme dalam perspektif filsafat budaya merupakan konsep kemanusiaan yang memuat kerangka interaksi dan menunjukkan sikap saling menghargai, saling menghormati, toleransi satu sama lain dan saling hadir bersama atas dasar persaudaraan dan kebersamaan,dilaksanakan secara produktif dan berlangsung tanpa konflik sehingga terjadi asimilasi dan akulturasi budaya. Sebenarnya pluralisme merupakan cara pandang yang bersifat horisontal, menyangkut bagaimana hubungan antarindividu yang berbeda identitas harus disikapi.

B.     Pluralisme Budaya termasuk Sunnatullah
Salah satu prasarat terwujudnya masyarakat modern yang demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai kemajemukan bangsa. Kemajemukan ini diapresiasi sebagai sunnatullah. Masyarakat majemuk ini tentu saja memiliki budaya dan aspirasi yang beraneka, tetapi mereka seharusnya memiliki kedudukan yang sama, tidak ada superioritas antara satu suku, etnis atau kelompok sosial dengan yang lainnya. Mereka juga memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik.
Namun kadang-kadang perbedaan-perbedaan ini menimbulkan konflik di antara mereka. Maka sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini dimunculkan konsep atau paham kemajemukan (pluralisme). Untuk mewujudkan dan mendukung pluralisme tersebut, diperlukan adanya toleransi. Meskipun hampir semua masyarakat yang berbudaya kini sudah mengakui adanya kemajemukan sosial, namun kenyataannya, permasalahan toleransi ini masih sering muncul dalam suatu masyarakat.
 
C.    Membangun Rasa Pluralisme di Negara Indonesia yang Memiliki Banyak    Keberagaman Budaya
Manusia merupakan makhluk sosial dimana dalam melakukan sesuatu  seseorang pasti akan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Negara merupakan lembaga manusia yang paling luas, yang berfungsi untuk menjamin agar manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang melampaui kemampuan lingkungan-lingkungan social lebih kecil.Indonesia memiliki berbagai macam budaya dimana kesemua perbedaan itu menjadi satu karena adanya rasa pluralisme dan patriotisme yang telah tertanam di tiap-tiap diri bangsa Indonesia itu sendiri.
Karena adanya berbagai macam perbedaan itu muncul rasa saling menghormati dan toleransi yang mengakibatkan semakin kuatnya rasa pluralisme suatu bangsa itu. Sehingga muncul kemudahan terhadap masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dengan dibantu oleh masyarakat lain sehingga muncul hubungan timbal balik antar sesama masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Kita ketahui Indonesia memiliki beberapa agama, dimana masyarakatnya sendiri memiliki keyakinan yang kuat tentang agamanya masing-masing, selain itu masalah agama dan kepercayaan ini telah di atur dalam UUD 1945 pasal 29, jadi setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap agama yang diyakininya. Kewajiban dari setiap manusia adalah melaksankan perintah dan syara’ sesuai dengan apa yang mereka yakini, kemudian haknya adalah masyarakat itu harus menghormati dan menghargai apa-apa yang yang diyakini dan dipedomani oleh masyarakat yang memiliki beda keyakinan dengan mereka.
Beberapa cara untuk membangun rasa pluralisme di Indonesia diantaranya adalah :
1.      Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka mengetahui pentingnya toleransi dan saling menghormati antar adat dan budaya
  1. Mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbudaya
  2. Terus mengembangkan dan melestarikan budaya tradisional daerah masing-masing


BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa pluralisme adalah konsep kemanusiaan yang memuat kerangka interaksi dan menunjukkan sikap saling menghargai, saling menghormati, toleransi satu sama lain dan saling hadir bersama atas dasar persaudaraan dan kebersamaan,dilaksanakan secara produktif dan berlangsung tanpa konflik sehingga terjadi asimilasi dan akulturasi budaya dan Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup bangsa harus diterapkan dalam menjaga keutuhan bangsa dan persatuan serta kesatuan bangsa dan negara.
  1. SARAN
Berdasarkan makalah tersebut, saran dari penulis mengenai pluralisme budaya di Indonesia adalah masyarakat harus senantiasa saling toleransi dan saling menghargai meskipun berbeda agama,berbeda budaya, dan berbeda kebiasaan. Meskipun banyak keberagaman budaya antar masyarakat kita harus senantiasa ingat bahwa kita menjunjung tinggi semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” , meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.


DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H.A.T. Soegito, S.H.,M.M.,dkk.2010.Pendidikan Pancasila.Semarang : PusatPengembangan MKU-MKDK UNNES.
Prof.Dr.Suyahmo,M.Si. 2014. FilsafatPancasila. Yogyakarta: Magnum.
H.A.R. Tilaar. 2007. MengindonesiaEtnisitasdanBangsa Indonesia. Jakarta: PT RinekaCipta.
Simatupang, Maurits. Budaya Indonesia yang Supraetnis. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
23 Oktober 2015 pukul 11.49
http://andrieirawan89.blogspot.co.id/2009/09/pluralisme-budaya-dan-tantangan-arus.html
23 Oktober 2015 pukul 11.46



[1] Nasaruddin Umar, Pasaraya Tafsir Indonesia, Kaukaba Dipantara, Yogyakarta, 2014, hlm.237-238
[2] Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Perkata dilengkapi dengan Asbabun nuzul & Terjemah, Maghfirah Pustaka, Jakarta 2009,  cet. 3, hlm. 517
[3] http://en.wikipedia.org/wiki/Dominus_Iesus Kamis, 13 April 2017 pukul 09.24 WIB

2 komentar:

  1. Lg buming-bumingnya masalah pluralisme,,, makalahe yo masalah iku,,, wkwkwk ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheee lho iya dong.. kan ada pengaplikasiannya t malah

      Hapus