Jumat, 26 Mei 2017

Embun Ramadhanku

Pada tetes pertama embun pagi bulan Ramadhan tahun ini, ku saksikan pantulan cinta tak bertepi dariNya, yang memancar kemilau dari kebeningan permukaan di rerumputan menyongsong fajar yang muncul malu-malu seusai Subuh, dengan getar pesona merekah hingga ke batas cakrawala..

Pada tetes pertama embun pagi bulan Ramadhan tahun ini, ku menangis lepas dalam rindu yang luruh perlahan melalui sela-sela tengadah jemari tunduk tawadhu dalam genggaman kemuliaanNya yang menyejukkan
pada kejernihan setiap bait-bait Dzikir yang lirih kita ucapkan usai Tarawih
juga pada tiap jejak langkah sepanjang perjalanan.. Menyebut segenap keagunganMu yang Maha Besar, Ya Allah..Ya Allah

Pada tetes pertama embun pagi bulan Ramadhan tahun ini, ku tak akan pernah mempertanyakan lagi, mengapa harga-harga mesti naik, mengapa kolak pisang yang kita makan disaat berbuka terasa hambar, mengapa selalu ada perdebatan panjang pada penentuan awal dan akhir puasa, mengapa artis-artis yang dulunya berpakaian seronok mendadak berpenampilan alim
karena kita lebih memikirkan bagaimana dosa-dosa kita yang lalu mendapat ampunan dalam rengkuhan kelembutan kasih sayangNya dibulan yang suci
sembari dengan takzim melantunkan ayat-ayat suciNya dengan bibir bergetar
dalam tadarrus panjang di sepertiga malam dan dengan keyakinan penuh MaghfirahNya akan senantiasa tercurah pada kita, hamba-hambaNya yang tak pernah henti untuk selalu bersyukur..

Pada tetes pertama embun pagi bulan Ramadhan tahun ini, aku akan melihat dengan tatap haru, doa-doa kita melesat kilat menuju langit serupa pijar cahaya berpendar-pendar indah menyilaukan hingga pagi menjelang dan terik mentari menerangi persada bersama kupu-kupu Taqwa yang lahir dari kebeningan hati serta lurus niat untuk selalu tunduk
pada perintahMu, Ya Allah.. dan pasrah dalam PelukanMu yang Maha Menenteramkan
selalu…dalam kerinduan yang tak jua sirna..
___________
1 Ramadlan 1438 H
27 Mei 2017 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar